Apa itu Upacara Matur Piuning?
Matur Piuning adalah upacara permakluman dan permohonan izin secara niskala (spiritual) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, para Dewa, dan leluhur sebelum melaksanakan suatu kegiatan penting. Kegiatan ini bisa bersifat sakral (seperti upacara keagamaan) maupun sekuler (seperti membangun rumah, memulai usaha, atau bepergian jauh).
Matur Piuning adalah bentuk etika spiritual dan kesadaran religius dalam tradisi Hindu Bali.
Kutipan dari Lontar atau Sastra Klasik
Dalam Lontar Dharma Prawerti, disebutkan:
“Manusa nglaksanayang karya tan wenten winarni ring Sang Hyang Widhi, tan ceninga sida sidaning karya.”
(Artinya: Manusia yang melaksanakan suatu karya tanpa memaklumkan kepada Sang Hyang Widhi, tidak akan memperoleh keberhasilan dalam karya itu.)
Kutipan ini mengajarkan bahwa setiap niat atau perbuatan hendaknya dilandasi dengan permakluman dan restu secara spiritual, agar hasilnya diridhai dan penuh berkah.
Mengapa Perlu Matur Piuning Jika Tuhan Maha Tahu?
Betul bahwa dalam ajaran Hindu, Tuhan adalah Sarvajña (सर्वज्ञ) — Maha Mengetahui. Namun, Matur Piuning bukan semata untuk “memberi tahu”, melainkan:
- Etika Spiritual
Seperti halnya kita memberitahu orang tua sebelum pergi atau melakukan sesuatu, Matur Piuning adalah bentuk sopan santun spiritual, memperlihatkan tatwam asi (aku adalah kamu, kamu adalah aku) dalam hubungan dengan alam semesta dan roh leluhur. - Menguatkan Niat (Sankalpa)
Dalam Veda dan sastra Hindu, ada konsep penting yaitu sankalpa — pernyataan niat suci sebelum melakukan sesuatu. Matur Piuning menjadi wadah ritual untuk menyatakan niat itu secara lahir dan batin. - Menjaga Keselarasan
Dalam filosofi Tri Hita Karana, Matur Piuning menjaga hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
Penegasan dari Sastra Hindu
Dalam Bhagavad Gita (3.9) disebutkan:
“Yajñārthāt karmaṇo’nyatra loko’yaṁ karma-bandhanaḥ”
(Segala perbuatan hendaknya dilakukan sebagai persembahan suci, selain itu akan mengikat manusia pada hukum karma.)
Matur Piuning termasuk bentuk awal dari yajña (persembahan suci) — yaitu mempersembahkan niat sebelum bertindak, agar tindakan tersebut menjadi karma yang baik dan suci.
Kesimpulan
Meskipun Tuhan Maha Tahu, upacara Matur Piuning tetap dilakukan sebagai perwujudan kesadaran spiritual, etika, dan tanggung jawab manusia. Ia bukan hanya simbol penghormatan, tapi juga cara kita mengikat niat secara sakral sebelum bertindak — agar apa yang dilakukan berjalan selaras, penuh restu, dan bermakna secara rohani.