Pengaruh Kerajaan Majapahit terhadap Bali sangat besar dan mendalam, mencakup agama, budaya, bahasa, struktur sosial, arsitektur, hingga sistem pemerintahan dan adat. Pengaruh ini mulai terasa sejak ekspedisi Gajah Mada ke Bali tahun 1343, dan masih sangat kuat hingga hari ini.
1. Latar Belakang Pengaruh Majapahit ke Bali
- Tahun 1343 M, Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit memimpin ekspedisi ke Bali dan mengalahkan Raja Bali terakhir dari Dinasti Warmadewa, yaitu Sri Astasura Ratna Bumi Banten.
- Setelah itu, Majapahit menanamkan pengaruh politik, budaya, dan agama secara besar-besaran di Bali.
- Diangkatlah Raja Bali dari Majapahit, yaitu Sri Kresna Kepakisan sebagai penguasa bawahan Majapahit di Bali.
2. Pengaruh Besar Majapahit di Bali
A. Budaya dan Agama
- Agama Hindu Dharma Bali adalah warisan langsung dari Hindu Majapahit, yaitu perpaduan Siwa-Buddha.
- Konsep Tri Hita Karana, Tri Murti, Panca Yadnya, Catur Warna – semuanya berasal dari pemikiran Majapahit yang diadopsi Mpu Kuturan dan para resi lain.
- Sistem pura di Bali (Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem) dikembangkan pada masa ini.
- Banyak upacara adat dan keagamaan Bali saat ini merupakan hasil sistematisasi dari masa Majapahit.
B. Arsitektur & Tata Ruang
- Gaya bangunan pura Bali (candi bentar, paduraksa, meru bertingkat) mengadopsi arsitektur Majapahit (Jawa Timur).
- Pola tata letak pura dan desa adat mengacu pada sistem mandala kosmologis Hindu Jawa.
- Candi Bentar, bale kulkul, meru, dan gapura paduraksa – semua ini diperkenalkan oleh pengaruh Majapahit.
C. Sistem Sosial & Kasta
- Sebelum Majapahit, masyarakat Bali Aga tidak mengenal sistem kasta seperti di India atau Jawa.
- Majapahit memperkenalkan sistem Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra) ke Bali.
- Banyak soroh (klan) yang muncul setelah kedatangan Majapahit, seperti:
- Pasek (pengiring Mpu Gnijaya)
- Arya Kanuruhan, Arya Kenceng, Arya Damar (pengiring Raja Kresna Kepakisan)
- Pande (pandai besi Majapahit)
D. Bahasa & Sastra
- Bahasa Jawa Kuno dan Kawi dibawa serta oleh para pendeta Majapahit dan diabadikan dalam lontar-lontar Bali.
- Kitab-kitab seperti Kakawin Ramayana, Kakawin Arjuna Wiwaha, dan Wrhaspati Tattwa menjadi acuan spiritual dan adat Bali.
- Bahasa Bali tingkat halus (alus, madya, kasar) mencerminkan struktur sosial ala Majapahit.
E. Pemerintahan dan Adat
- Konsep desa pakraman, banjar adat, dan kewenangan adat desa berakar dari sistem pemerintahan Majapahit.
- Peran Bendesa Adat dan Kerta Desa mengadopsi lembaga masyarakat Majapahit.
- Sistem subak (irigasi) juga diperkuat dan dilembagakan pada masa ini.
F. Seni & Pertunjukan
- Seni tari, wayang kulit, gamelan, topeng, barong, dan kidung banyak dipengaruhi atau bahkan langsung diwariskan dari budaya Majapahit.
- Tari-tari klasik seperti Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong berasal dari era ini.
Pengaruh yang Bertahan Sampai Kini
Warisan | Penjelasan |
---|---|
Pura Besakih | Disusun ulang oleh Mpu Kuturan pasca ekspedisi Majapahit |
Kasta di Bali | Diadopsi dari sistem warna Hindu Majapahit |
Nama-nama klan (soroh) | Pasek, Arya, Pande – keturunan pengiring Majapahit |
Bahasa Bali | Banyak kosakata Kawi/Jawa Kuna |
Tata adat & desa pakraman | Struktur mirip Majapahit |
Seni pertunjukan klasik | Gaya Majapahit: Wayang, Topeng, Gambuh |
Tokoh Penting Pengaruh Majapahit di Bali
Nama | Peran |
---|---|
Mpu Kuturan | Membentuk sistem keagamaan dan pura di Bali |
Mpu Gnijaya | Leluhur warga Pasek |
Gajah Mada | Pemimpin ekspedisi Majapahit ke Bali |
Sri Kresna Kepakisan | Raja pertama Bali dari Majapahit |
Kesimpulan
Pengaruh Majapahit di Bali sangat besar dan mendalam, bahkan membentuk fondasi utama kebudayaan Bali modern. Bisa dikatakan:
Bali adalah cermin hidup kejayaan Majapahit yang masih lestari.
Berikut adalah garis waktu sejarah pengaruh Majapahit di Bali, mulai dari sebelum ekspedisi Gajah Mada hingga warisan yang masih hidup hingga saat ini:
Garis Waktu Pengaruh Majapahit di Bali
Sebelum 1343 M – Masa Bali Kuna / Bali Aga
- Bali dipimpin oleh raja-raja lokal dari Dinasti Warmadewa (contoh: Raja Udayana).
- Masyarakat Bali Aga memiliki tradisi sendiri, belum mengenal sistem kasta seperti di India/Jawa.
- Pengaruh India/Hindu-Buddha sudah ada, tapi bersifat lokal dan tidak tersentralisasi.
1343 M – Ekspedisi Gajah Mada
- Gajah Mada (Mahapatih Majapahit) memimpin ekspedisi militer ke Bali.
- Raja Bali, Sri Astasura Ratna Bumi Banten dikalahkan.
- Bali secara resmi masuk wilayah kekuasaan Majapahit.
1347 M – Penobatan Sri Kresna Kepakisan
- Sri Kresna Kepakisan, bangsawan Majapahit, diangkat menjadi Raja Bali yang berkuasa di Samprangan, kemudian dipindahkan ke Gelgel.
- Dibawa serta pengiring-pengiring kerajaan: Arya Kanuruhan, Arya Kenceng, Arya Damar, Arya Sentong, dan Pasek (pengiring para resi seperti Mpu Gnijaya).
- Awal mula terbentuknya struktur sosial, keagamaan, dan adat ala Majapahit di Bali.
Pertengahan Abad ke-14 s.d. 15 – Masa Konsolidasi Budaya Majapahit
- Mpu Kuturan menyusun sistem keagamaan Siwa-Buddha, mengenalkan:
- Pura Kahyangan Tiga
- Catur Warna (sistem kasta)
- Panca Yadnya
- Pura Besakih dan pura besar lainnya disusun kembali dengan tatanan Majapahit.
- Desa-desa adat mulai mengikuti sistem desa pakraman dan subak.
Abad ke-15 – Runtuhnya Majapahit
- Majapahit melemah karena konflik internal & masuknya Islam ke Jawa.
- Banyak brahmana, bangsawan, seniman, dan rakyat Hindu Majapahit melarikan diri ke Bali.
- Gelombang migrasi besar dari Jawa Timur ke Bali, membawa warisan sastra, seni, dan sistem sosial Majapahit.
Abad ke-16 – Era Kerajaan Gelgel
- Bali dipimpin oleh Dalem Waturenggong dari Gelgel yang sangat kuat.
- Kerajaan Gelgel dianggap sebagai penerus kejayaan Majapahit di Bali.
- Seni, arsitektur, sastra, dan agama berkembang pesat – gaya Majapahit sangat kental.
Abad ke-17–18 – Perpecahan dan Kerajaan-Kerajaan Kecil
- Kerajaan Gelgel pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil seperti Klungkung, Buleleng, Karangasem, Gianyar, Bangli.
- Meski pecah, warisan budaya Majapahit tetap menjadi dasar dari struktur adat, pura, dan seni.
1906–1908 – Agresi Belanda ke Bali
- Kerajaan-kerajaan Bali jatuh ke tangan Belanda.
- Namun, struktur desa adat dan pura warisan Majapahit tetap dipertahankan oleh rakyat Bali.
1945 – Sekarang
- Setelah Indonesia merdeka, Bali menjadi provinsi modern.
- Warisan budaya dan spiritual Majapahit tetap hidup di desa adat, pura, seni, dan sistem upacara.
- Bali dikenal sebagai “Majapahit kecil” karena mampu mempertahankan nilai-nilai Hindu-Jawa yang sudah hilang dari pulau Jawa.
Kesimpulan Penting
- Pengaruh Majapahit di Bali dimulai tahun 1343, tapi mencapai puncak setelah Majapahit runtuh.
- Bali menjadi penjaga terakhir budaya Majapahit yang kini masih hidup.
- Hampir semua aspek kehidupan Bali — pura, upacara, kasta, klan, bahasa, seni — adalah warisan transformasi budaya besar dari Majapahit.