Dalam tradisi persembahyangan umat Hindu di Bali, khususnya yang mengikuti struktur pura tri kahyangan atau pura-pura desa adat seperti Pura Dalem, Pura Beji, dan Pura Prajapati, urutan persembahyangan biasanya mengikuti arah perjalanan roh atau energi spiritual, dan fungsi masing-masing pura dalam siklus hidup dan kematian.
Berikut adalah urutan persembahyangan yang umum dilakukan:
1. Pura Prajapati
- Pura ini merupakan tempat pemujaan terhadap Dewa/Bhatara Brahma Prajapati
- Pura ini biasanya berada di dekat setra (kuburan), dan memiliki fungsi sebagai tempat persembahyangan untuk roh yang akan menuju alam kematian (nyegara gunung).
- Saat ada upacara ngaben atau persembahyangan untuk roh leluhur, Pura Prajapati adalah tempat pertama yang disinggahi.
- Makna: Menghaturkan doa kepada Dewa Prajapati sebagai penjaga alam bawah (purusha), meminta izin untuk memulai rangkaian upacara atau persembahyangan.
2. Pura Beji
- Pura ini merupakan tempat pemujaan Dewi Gangga / Dewa Wisnu, sebagai sumber air dan kesucian.
- Umat biasanya melukat atau menyucikan diri di sini sebelum menuju Pura Dalem.
- Makna: Penyucian lahir batin sebelum sembahyang di pura utama. Tempat ini menjadi perantara antara dunia profan dan sakral.
3. Pura Dalem
- Merupakan pura utama dalam konteks pemujaan roh leluhur, tempat bersthananya Dewa Siwa sebagai pelebur.
- Di sinilah persembahyangan puncak dilakukan, terutama dalam kaitannya dengan upacara kematian, pemujaan roh leluhur, atau ritual khusus lainnya.
- Makna: Pusat spiritual dari aspek pelepasan atau penyatuan roh dengan Siwa.
Kesimpulan Urutan Sembahyang:
- Pura Prajapati (memohon izin dan perlindungan untuk memulai)
- Pura Beji (menyucikan diri secara lahir dan batin)
- Pura Dalem (persembahyangan utama)