Urutan Sembahyang di Pura Prajapati, Pura Beji dan Pura Dalem

Simbol Perjalanan Spiritual Manusia Menuju Shiva Loka

Dalam tradisi persembahyangan umat Hindu di Bali, khususnya dalam struktur pura tri kahyangan atau dalam konteks pura desa adat, urutan persembahyangan di Pura PrajapatiPura Beji, dan Pura Dalem tidak hanya mengikuti arah geografis, melainkan mencerminkan perjalanan spiritual manusia dari alam duniawi menuju Shiva loka, atau alam penyatuan dengan Tuhan (Siwa).

Urutan ini juga sejalan dengan konsep nyegara-gunung (dari laut menuju gunung), yaitu perjalanan dari alam profan menuju sakral, dari dunia material ke spiritual.


Cara pelaksanaannya dapat berbeda di setiap daerah. Untuk memahami variasi tersebut, kita perlu mengenal konsep 4 Dresta
Purwa, Loka, Desa, dan Sastra.

Apa Itu 4 Dresta?

Dresta berarti tradisi atau tata cara suci yang menjadi pedoman umat Hindu Bali dalam melaksanakan upacara.
Empat jenis Dresta yang menjadi acuan utama adalah:

  • Purwa Dresta – tradisi kuno yang diwariskan leluhur.
  • Loka Dresta – kebiasaan umum umat Hindu secara luas.
  • Desa Dresta – adat dan aturan khusus di suatu desa atau wilayah.
  • Sastra Dresta – dasar dari kitab suci, lontar, dan ajaran agama.

Keempatnya menjadi bingkai pemahaman mengapa upacara di satu daerah bisa berbeda dari daerah lainnya, meskipun maknanya tetap sama.


1. Pura Prajapati

Persembahyangan dimulai di Pura Prajapati untuk memohon restu dan izin sebelum melangkah ke tahap penyucian dan penyatuan dengan yang suci.

  • Purwa Dresta: Sejak zaman kuno, Pura Prajapati menjadi “gerbang awal” bagi roh yang belum disucikan.
  • Desa Dresta: Di beberapa desa, sembahyang di pura ini hanya dilakukan saat upacara ngaben, sedangkan di desa lain wajib dilakukan sebelum setiap upacara besar.
  • Fungsi: Tempat pemujaan Dewa Brahma Prajapati, biasanya terletak dekat setra (kuburan).
  • Makna Filosofis:
    Merupakan titik awal perjalanan roh. Di sini, roh yang baru meninggalkan tubuh “minta izin” untuk memasuki siklus penyucian dan pelepasan. Pura ini mewakili alam bawah (purusha) dan menjadi simbol kesadaran awal manusia akan ketidakkekalan dunia.
  • Aktivitas:
    • Persembahyangan untuk memohon izin memulai upacara.

Makna: Tahap ini ibarat “izin masuk” dalam perjalanan spiritual.


2. Pura Beji

Setelah mendapat restu, umat sembahyang di Pura Beji. Di sini dilakukan penglukatan menggunakan air suci (tirtha) sebagai simbol pembersihan diri.

  • Loka Dresta: Hampir di semua daerah, Pura Beji dikenal sebagai tempat penyucian.
  • Sastra Dresta: Lontar Sundarigama dan Sangkulputih menegaskan pentingnya air suci sebagai sarana pembersihan lahir-batin.
  • Fungsi: Tempat pemujaan Dewi Gangga atau manifestasi Dewa Wisnu sebagai sumber air kehidupan dan pemelihara.
  • Makna Filosofis:
    Penyucian lahir dan batin. Di tempat ini, manusia melepaskan “leteh” (kotoran fisik dan psikis) sebagai syarat untuk naik ke alam spiritual. Ini adalah tahapan purifikasi/penyucian yang menghubungkan dunia nyata dengan dimensi ilahi.
  • Aktivitas:
    • Penglukatan (pembersihan diri secara simbolik dengan air suci).
    • Persembahyangan untuk memohon kesucian dan kejernihan pikiran.

Makna: Tahap ini menghilangkan kotoran rohani agar umat siap memasuki puncak persembahyangan.


3. Pura Dalem

Tahap terakhir adalah persembahyangan di Pura Dalem, pura yang identik dengan Dewa Siwa dan simbol kematian serta pelepasan ego.

  • Purwa Dresta: Kepercayaan akan Pura Dalem sebagai tempat penyatuan roh dengan Siwa telah ada sejak masa pra-Hindu.
  • Desa Dresta: Ada desa yang hanya ke Pura Dalem pada upacara kematian, ada juga yang rutin melakukannya saat piodalan besar.
  • Fungsi: Tempat pemujaan Dewa Siwa sebagai pelebur dan pelindung roh leluhur.
  • Makna Filosofis:
    Pura Dalem adalah titik kulminasi dari perjalanan spiritual. Roh yang telah melalui proses penyucian siap melebur dengan Siwa dan naik ke Shiva loka, alam kesadaran tertinggi. Ini adalah tempat penghentian ego, dan simbolisasi kematian menuju kebangkitan spiritual.
  • Aktivitas:
    • Persembahyangan utama untuk leluhur dan penyatuan roh dengan Siwa.
    • Dihubungkan erat dengan upacara kematian dan ritual pitra yadnya.

Makna: Pura Dalem adalah puncak perjalanan spiritual — simbol penyatuan roh dengan kesadaran tertinggi.



Filosofi Perjalanan Menuju Shiva Loka

Rangkaian sembahyang ini bukan hanya ritual luar, tetapi merupakan refleksi batin tentang perjalanan roh manusia:

  • Dari kesadaran akan kematian (Prajapati),
  • Melalui pembersihan dan kesiapan spiritual (Beji),
  • Hingga penyatuan roh dengan Dewa Siwa, sumber segalanya (Dalem).

Perjalanan ini mencerminkan filosofi Hindu bahwa hidup bukan hanya berlangsung di dunia ini, tapi merupakan bagian dari siklus menuju moksha — pembebasan jiwa dari samsara menuju Shiva loka, alam kesucian abadi.


Urutan sembahyang di Pura Prajapati → Pura Beji → Pura Dalem melambangkan perjalanan spiritual dari permohonan restu, penyucian, hingga penyatuan dengan Siwa.


Perbedaan praktik di berbagai daerah adalah wajar karena dipengaruhi oleh 4 DrestaPurwa, Loka, Desa, dan Sastra.

Memahami konsep ini membantu umat Hindu Bali menjaga keselarasan antara tradisi leluhur, kebiasaan masyarakat, aturan desa adat, dan tuntunan kitab suci, sehingga setiap sembahyang bukan sekadar ritual, melainkan perjalanan menuju kesadaran tertinggi.

Mengapa 4 Dresta Penting?

Sering muncul pertanyaan: “Mengapa urutan atau cara sembahyang di satu desa berbeda dengan desa lain?”
Jawabannya terletak pada 4 Dresta.

  • Purwa memastikan ritual tidak kehilangan akar sejarahnya.
  • Loka memastikan praktiknya dapat diterima secara umum oleh umat.
  • Desa memberi ruang untuk kekhasan lokal yang memperkaya budaya.
  • Sastra meneguhkan bahwa semua tindakan tetap berlandaskan dharma dan ajaran suci.

Dengan memahami empat pedoman ini, perbedaan cara sembahyang tidak dilihat sebagai pertentangan, melainkan sebagai kekayaan tradisi Hindu Bali.

Kesimpulan Urutan Persembahyangan

TahapanLokasiFungsi UtamaSimbol Spiritual
1.Pura PrajapatiMemohon izin dan restu awalKesadaran awal roh (Purusha)
2.Pura BejiPenyucian lahir batinProses purifikasi (Wisnu loka)
3.Pura DalemPersembahyangan puncakPelepasan roh menuju Shiva loka

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *