Siapakah Shiva?
Shiva (Śiva) adalah salah satu dewa utama dalam agama Hindu, khususnya dalam tradisi Shaivisme. Tidak seperti dewa-dewa lain yang lebih dikenal sebagai pencipta atau pemelihara, Shiva melambangkan totalitas — penghancuran, pembaruan, meditasi, cinta, dan transendensi.
Ia disebut Mahadeva (Dewa Agung) karena merupakan kesadaran tanpa batas yang menampakkan diri dalam banyak bentuk.
Nama & Gelar Shiva
- Mahadeva – Dewa Agung
- Shankara – Yang membawa kebaikan
- Rudra – Yang garang, penghancur kejahatan
- Nilakantha – Si berleher biru (setelah meminum racun dari Samudra Manthan)
- Bholenath – Tuan yang polos, mudah dipuja
- Mahākāla – Penguasa Waktu dan Kematian
- Sadāshiva – Shiva abadi, tak berubah
Ikonografi (Simbol Shiva)
- Mata Ketiga → simbol kebijaksanaan ilahi.
- Bulan Sabit → siklus waktu, Shiva melampauinya.
- Sungai Gangga → aliran rahmat & penyucian.
- Leher Biru (Neelakantha) → karena meminum racun kosmik.
- Trisula (Trishula) → penciptaan, pemeliharaan, penghancuran.
- Damaru (Gendang) → getaran kosmik, suara Om.
- Kulit Harimau & Ular → pengendalian nafsu & rasa takut.
- Gunung Kailash → tempat tinggal abadi, poros kosmos.
Aspek Filosofis
- Sebagai Absolut: kesadaran murni, melampaui bentuk & waktu.
- Sebagai Penghancur: bagian dari Trimurti (Brahma–Vishnu–Shiva).
- Sebagai Yogi : Adiyogi, guru pertama yoga & meditasi.
- Sebagai Ardhanarishvara: separuh pria, separuh wanita, simbol keseimbangan.
Kisah Mitologi Penting
- Samudra Manthan: meminum racun untuk menyelamatkan alam semesta.
- Pernikahan dengan Parvati : penyatuan energi tapa (Shiva) dan energi kreatif (Shakti).
- Tarian Kosmik (Nataraja) : menari penciptaan, pemeliharaan, dan kehancuran.
Lima Fungsi Kosmik Shiva (Pancha Krityas)
- Srishti – Penciptaan
- Sthiti – Pemeliharaan
- Samhara – Penghancuran
- Tirobhava – Ilusi / penutup
- Anugraha – Anugerah / pembebasan
Pemahaman Kosmik
- Shiva adalah penghancur sekaligus pelindung penuh kasih.
- Ia adalah kebenaran bahwa semua yang dimulai akan berakhir, dan melalui kehancuran lahirlah pembaruan.
- Pada akhirnya, ia adalah Sat-Chit-Ananda (Ada – Kesadaran – Kebahagiaan).
Singkatnya: Shiva adalah kesadaran abadi yang menggerakkan dan melampaui alam semesta.
Shiva sebagai Prinsip Kosmik vs Shiva sebagai Dewa Pribadi
1. Shiva sebagai Prinsip Kosmik (Formless, Nirguna)
- Shiva dipandang sebagai Brahman — kesadaran murni yang tidak lahir dan tidak mati.
- Ia tanpa bentuk, tanpa awal, tanpa akhir.
- Bukan “sosok” yang dapat dilihat, melainkan realitas absolut tempat segala sesuatu muncul dan kembali.
- Dalam bentuk ini, ia identik dengan Sat-Chit-Ananda (Eksistensi – Kesadaran – Kebahagiaan).
Contoh: Jyotirlinga (tiang cahaya tanpa ujung) dalam Linga Purana adalah simbol Shiva sebagai kesadaran tak terbatas.
2. Shiva sebagai Dewa Pribadi (Saguna, dengan bentuk & cerita)
- Untuk berhubungan dengan manusia, Shiva mengambil rupa:
- Sebagai Mahadeva yang duduk di Gunung Kailash.
- Sebagai Nataraja penari kosmik.
- Sebagai Ardhanarishvara, penyatu pria & wanita.
- Sebagai 19 avatar, untuk menolong manusia & menjaga keseimbangan kosmos.
- Dalam wujud ini, ia punya cerita, keluarga, simbol, dan peran.
Contoh: Shiva menikah dengan Parvati, Hanuman sebagai energi Shiva, dll.
Bagaimana Memahami Shiva
1. Sebagai Dewa (Pandangan Mitologis)
- Shiva adalah salah satu dari Trimurti (Brahma pencipta, Wisnu pemelihara, Shiva pelebur/penghancur).
- “Penghancur” bukan berarti jahat, tetapi bermakna transformasi: menghancurkan yang lama untuk memberi ruang pada yang baru.
- Kisah-kisah Shiva (misalnya minum racun saat pengadukan samudra, menari sebagai Nataraja, bermeditasi di Gunung Kailash) berisi pelajaran simbolis tentang keseimbangan, pelepasan, dan irama kosmis.
2. Sebagai Prinsip Kosmik (Pandangan Filsafat)
- Shiva = Kesadaran murni (pure consciousness).
- Shakti (Parvati, Durga, Kali) = Energi atau manifestasi alam semesta.
- Bersama-sama mereka melambangkan penyatuan kesadaran dan energi.
- Tanpa Shiva (kesadaran), Shakti (energi) tidak punya arah. Tanpa Shakti, Shiva tidak bergerak.
Memahami Shiva berarti menyadari bahwa hakikat diri kita adalah kesadaran murni, melampaui tubuh dan pikiran.
3. Sebagai Simbol (Pandangan Spiritual)
- Shiva Linga = Kesadaran tak terbatas, tanpa awal dan akhir.
- Mata ketiga = Kebijaksanaan batin, penglihatan yang lebih tinggi.
- Abu di tubuh = Kefanaan hidup (semua kembali menjadi debu).
- Ular di leher = Penguasaan atas rasa takut dan ego.
- Sungai Gangga dari rambutnya = Aliran pengetahuan ilahi.
- Trisula (Trishula) = Keseimbangan penciptaan, pemeliharaan, dan peleburan.
Simbol-simbol ini bukan sekadar literal, tapi alat meditasi untuk memahami kebenaran yang lebih tinggi.
4. Sebagai Jalan (Latihan Pribadi)
Memahami Shiva juga berarti menjalani laku spiritual:
- Meditasi → menyatu dengan keheningan batin.
- Bhakti (devosi) → mengucapkan Om Namah Shivaya.
- Yoga → Shiva disebut Adiyogi, guru pertama yoga.
- Vairagya (pelepasan) → belajar melepaskan ego dan nafsu.
5. Sebagai Keadaan Jiwa (Pandangan Pengalaman)
- Pada akhirnya, Shiva bukan “seseorang di luar sana”.
- Shiva ada di dalam diri kita — keheningan saat meditasi, kesadaran yang menyaksikan pikiran, kebebasan yang muncul ketika kita melampaui rasa takut.
- “Mengenal Shiva” bukan dengan akal, melainkan realisasi batin.
Ringkasannya
Untuk memahami Shiva:
- Pelajari kisah-kisahnya → untuk pelajaran hidup.
- Dalami filsafatnya → untuk memahami prinsip kosmik.
- Lakukan meditasi & bhakti → untuk mengalami Shiva di dalam diri.
Dengan kata lain:
- Jika melihat Shiva sebagai Dewa, kita akan menyembah.
- Jika melihat Shiva sebagai Kebenaran, kita akan mencari kebijaksanaan.
- Jika melihat Shiva sebagai Diri Sejati, kita akan menemukan kebebasan.
Kesimpulan
- Prinsip Kosmik (Nirguna Shiva) → kesadaran murni, tidak terbatas, tanpa wujud.
- Dewa Pribadi (Saguna Shiva) → berwujud, penuh kisah & simbol, agar umat bisa berdoa, mengabdi, dan terhubung.
Jadi, Shiva adalah dua sekaligus:
- Sebagai kosmos tak terbatas, ia adalah realitas tertinggi.
- Sebagai dewa personal, ia dekat, penuh kasih, dan dapat dipuja.





